Aceh – INFOAKTUALNEWS.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi terbesar di indonesia, di cabang Lhokseumawe-Aceh Utara HMI dijadikan wadah oleh mahasiswa muslim yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi untuk berproses, mengabdi dan mengupgrade diri.
Itulah sebabnya, semangat berHMI ini harus dibarengi dengan pelaksanaan aturan konstitusi HMI dengan baik, seperti yang dikatakan oleh kepala bidang pembinaan aparatur organisasi (PAO) HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Ferda Al-Banna, rabu (22/9).
Menurut Kabid PAO ini, efek berHMI yang ambisius dan terlena dengan keadaan membuat para pengurus baik di tingkat Komisariat maupun cabang sangat jauh dari hal tersebut.
“Bertindak sesuai dengan kemauan yang diakibatkan oleh kondisi adalah perbuatan yang salah di jalankan, perbuatan seperti ini yang yang menyebabkan organisasi ini tidak pernah konsisten untuk berjalan sesuai dengan alur yang sudah di buat (konstitusi),”ungkap Ferda
Lanjutnya, tidak semua orang sadar akan aturan makanya perlunya pengawasan dari aparat keamanan. “Begitupun kita Di HMI, mengenal bidang Pembinaan Aparat Organisasi (PAO), tugasnya tentu tidak jauh berbeda dengan aparat keamanan dalam sebuah negara,”jelasnya
“HMI sadar betul, aturan harus selalu ditegakkan dan sesuai nafas islam sebagai asas organisasi,”pungkasnya
Ferda menilai, ketika masuk dalam kepengurusan HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh utara banyak persoalan yang di hadapi salah satunya ketidaktaatan terhadap konstitusi, khususnya anggota dan pengurus komisariat maupun ditingkat cabang itu sendiri, tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang yang tidak di jalankan dengan baik dan benar.
“Oleh sebabnya itulah perlu kita perbaiki dengan tegakkan konstitusi HMI,”cetusnya
Lebih jelas lagi, masih ada komisariat yang terlambat menyampaikan draft ketetapan Rapat Anggota Komisariat (RAK).
“Harusnya, lima belas hari (15) setelah RAK draft tersebut sudah diserahkan kepada Bidang PAO, hal itu sebagai dasar pengesahan pengurus dan pengawasan terhadap keaktifan pengurus komisariat,”ujarnya
Dikomisariat ini kalau bisa dikatakan sudah pada tahap emergensi. Pemahaman secara sistem maupun administrasi itu sangat minim, mereka tidak semua paham aturan yang ada (konstitusi), “Dan ini pelan pelan kita beri tahu dan kita kasi paham,”kata Ferda
Cara yang efektif menurut Ferda, adalah memberikan pembekalan secara berkelanjutan kepada pengurus komisariat dan cabang bagaimana memahami konstitusi. “Untuk membangun militansi anggota dan pengurus, di mulai dari pemahaman terhadap sistem dan administrasi organisasi. Dan juga membangun kesadaran personal dan kolektif atas berbagai aturan yang ada di organisasi,”
Diakhir Ferda menegaskan, Bidang PAO memiliki posisi yang sentral dalam organisasi, bagaimana organisasi ini bisa berjalan sesuai dengan aturan yang ada, memang harus ada salah satu bidang yang fokus untuk memantau kinerja seluruh aparatur organisasi.
“Ditingkat HMI Cabang, badan Khusus, komisariat, dan terkhusus seluruh kader HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, semua itu atas pengawasan Bidang PAO,” tegas Ferda.
“HMI bukan saya,dia,mereka,tetapi kita sebagai bagian integral dari Himpunan tercinta ini,”tandasnya. Ar. (IA-Mutia R)












