Batubara, INFOAKTUALNEWS.COM – Senin (31/01/2022) di undang saat mengisi di REI Podcast Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batubara dr Guruh Wahyu Nugraha bicara tentang kemajuan dan perkembangan RSUD yang saat ini di kelola oleh nya.
Tampak pertanyaan demi pertanyaan yang di ajukan oleh pembawa acara Yusriadi Sitorus mampu di jawab oleh dr wahyu sapaan akrab nya., semua di ulas di REI Podcast.
Di Rei Podcast dr wahyu menceritakan lika liku, perkembangan sampai ke respon masyarakat Batubara tentang RSUD yang saat ini ia jabat sebagai direktur RSUD, kepada pembawa acara Yusriadi Sitorus wahyu menceritakan awal mula tugas yang ia kerjakan di RSUD.
Saat di beri amanah oleh pak Bupati memimpin RSUD bang ucok, sapaan akrab Yusriadi Sitorus tahun 2020 pertengahan, adalah memperbaiki administrasi rumah sakit, Bupati Batubara Ir Zahir Map menginginkan perubahan di RSUD Batubara, dan beliau mendukung penuh apa yang saya program yang terpenting demi kemajuan RSUD.
Selain administrasi sarana dan prasarana, obat obatan serta SDM juga jadi fokus saya sebab semegah apapun rumah sakit itu jika sarana dan prasarana serta SDM tidak mendukung sama saja jadinya sia sia, dan Alhamdulillah dapat dukungan penuh Bupati Batubara atas perubahan demi perubahan di RSUD saat ini juga bisa dilihat dengan antusiasme masyarakat terhadap pelayanan RSUD,.
Untuk menuju perkembangan rumah sakit ini tidak mudah banyak dinamikanya jadi sinergitas antara pihak rumah sakit dan pemerintahan, organisasi pemuda dan media media yang ada di Batubara sangat dibutuhkan, mungkin disitu dilihat masyarakat bang ucap dr wahyu kepada pembawa acara.
Yusriadi coba menanyakan kepada dr wahyu tentang presentasi peningkatan masyarakat yang berobat ke RSUD,.
Wahyu menjelaskan awal mula saat dirinya menjadi Plt pada tahun 2020 bulan 7 sampai saat ini sudah definitif, kemarin ada pihak yang mencoba melakukan survei dan hasil survei tersebut minat masyarakat untuk berobat ke RSUD mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sekitar 400%, kunjungan rawat inap dulunya 70 atau 160 orang perbulan, sekarang menjadi 240 orang setiap bulannya alhamdulillah kepercayaan masyarakat itu terus bertambah walaupun belum menyeluruh.
Selain itu Yusriadi Sitorus juga menanyakan tentang ketersediaan dokter rumah sakit atau dokter spesialis yang menangani penyakit tertentu.
Wahyu menjelaskan dokter yang ada di RSUD saat ini antara lain, untuk penyakit dalam sudah ada tiga orang dokter PNS, untuk spesialis bedah ada tiga dan PNS juga, spesialis opjin (kandungan) ada tiga, dua PNS dan satu honorer, spesialis anak ada tiga PNS juga, spesialis jiwa satu, dokter spesialis gigi mulut untuk empat bagian besar juga ada, seperti anastesi alhamdulillah kita mencukupi.
Namun dr Wahyu tidak menampik beberapa kendala yang di alami oleh RSUD tentang ketidakpuasan pasien dan ini menjadi PR penting untuk rumah sakit, bagaimana cara merubah menset itu semua, kendala itu waktu dan jarak antara rumah ke rumah sakit dokter yang mengabdi di RSUD Batubara memang menjadi kendala itu.
Saya berharap setelah mengabdi di Batubara harus mempunyai loyalitas dan totalitas untuk masyarakat Batubara itu juga menjadi harapan Bupati Zahir.
Segala upaya akan kita lakukan sesuai harapan Bupati agar dokter yang tergabung di RSUD bisa dan siap berdomisili di Batubara, namun semua itu kan butuh proses.
Kembali Yusriadi Sitorus menanyakan tentang fasilitas saat ini yang di miliki oleh RSUD Batubara.
Untuk fasilitas dari segi bangunan alhamdulillah ya.!! Apa lagi Bupati terus mendukung perubahan demi perubahan seperti tempat parkir, akses jalan menuju RSUD, tempat tidur, ruangan pasien semua sudah tertata dengan baik, selain itu soal fasilitas ronren radiologi dan ijin nya juga sudah lengkap, untuk USG dokter radiologi juga sudah ada, sekarang sedang proses pengurusan ijin UPTD RS alat nya sudah ada, saya tidak mau menyetir kalau belum ada SIM bang jadi dalam proses pungkas Wahyu.
Dan lagi Wahyu menjawab apa yang di tanyakan Yusriadi Sitorus tentang harapan dr Guruh Wahyu Nugraha untuk RSUD, masyarakat dan kepada Pemerintah.
Soal harapan ke depan dr Wahyu mengatakan, yang pertama itu dukungan element masyarakat, organisasi kepemudaan dan peran media dalam mempublikasikan kegiatan kemajuan rumah sakit karena kepercayaan dari semuanya bisa modal penting untuk kami agar terus berbenah dalam memberikan pelayanan prima.
Soal kritikan dan masukan yang bersifat membangun itu juga sangat kami butuhkan untuk kemajuan RSUD yang kita banggakan ini, kalau tidak ada kritikan dan masukan kami tidak akan tau apa kesalahan yang harus kami benahi, pikir awak betol aja kerja awak sambung host.
Yusriadi saya melihat saat ini antusiasme masyarakat mengalami peningkatan yang signifikan mencapai ratusan persen, namun apa yang menjadi tantangan dokter RSUD saat menanggapi gejolak penanganan pasien..?
Dimasa pandemi Covid 19, waktu itu saat melayani pasien Covid 19 pada saat screening pasien itu terbukti positif Covid namun keluarga pasien tidak mau Terima, sementara pasien tidak boleh di lepas begitu saja, harus tetap dirawat dan inilah yang menjadi dilema untuk RSUD, antara regulasi dan keluarga pasien harus di singkron kan, jawab Dirut, harus ada solusinya.
Dr Wahyu menceritakan pengalamannya saat masyarakat marah keluarga nya meninggal positif Covid 19 dan itukan harus di lakukan pemusaran secara Protokoler Kesehatan, namun dari pihak keluarga tidak Terima memaksa jenazah harus di bawa pulang keluarga, setelah di mediasi akhirnya keluarga sepakat dengan menerapkan Protokoler Kesehatan.
Selain itu Berbagai spekulasi dan fitnah pun datang dari pihak pihak tertentu yang mengatakan rumah sakit mendapatkan keuntungan dari meninggalnya pasien yang terjangkit Covid 19, sementara kan kita berpegang dengan regulasi sudah ada aturan yang di buat oleh pemerintah pusat maupun daerah, bukan aturan yang dibuat oleh RSUD, hasil tes PCR yang bersangkutan Positif Covid 19,.
Allah berkehendak lain pasien meninggal dunia itulah yang memicu amarah masyarakat sampai sampai salah satu staff RSUD di kunci dalam satu ruangan oleh masyarakat, kalau saya lihat kejadian itu dikarenakan kurang nya komunikasi bukan karena ketidakpuasan pasien.
Mungkin juga sebelum nya staff yang ada di RSUD belum pernah mengalami kelonjokan pasien yang banyak, sebelum nya seperti kerja tidak kerja, jadi gitu lihat banyak pasien jadi gelabakan sudah di ingatkan untuk perawat agar ramah dalam melayani pasien.
Intinya bang, semua masalah, kekurangan pelan pelan akan kita perbaiki, kelengkapan akan segera kita penuhi, terakhir saya mohon doa dan dukungan dari masyarakat Batubara agar kami diberikan kemudahan saat melayani masyarakat yang hendak berobat ke RSUD kabupaten Batubara.
(IA-RF).












