Sumbawa, infoaktualnews.com – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia merencanakan pada tahun anggaran 2023 mendatang akan melaksanakan program optimalisasi dan pengembangan bagi lahan kering dengan luas total mencapai 800 hektar di Kabupaten Sumbawa. Saat ini, Sumbawa memiliki luas lahan kering yang belum sepenuhnya digarap secara maksimal, ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa melalui Kabid Sarana Sukiman, ST.,saat dikonfirmasi media ini, Senin (14/11).
“Alhamdulillah, untuk program tahun 2023 mendatang, Sumbawa mendapatkan program bagi optimalisasi lahan kering seluas 500 Hektar dan program pengembangan lahan kering seluas 300 Hektar, dengan total lahan kering yang kini tengah disiapkan mencapai 800 Hektar. Dimana tim konsultan bersama tim teknis sejak beberapa hari lalu sudah berada d idaerah ini untuk melakukan kegiatan survey identifikasi atas lokasi lahan – lahan kering disejumlah Kecamatan yang dinilai masuk dalam kriteria mendapatkan program dimaksud,” terang Sukiman.
Dikatakan Sukiman, dari hasil evaluasi sementara yang dilakukan terkait dengan potensi lahan kering bagi pelaksanaan program optimalisasi lahan kering seluas 500 Hektar itu dengan sistem pengelolaannya dilakukan oleh kelompok tani yang memiliki luas lahan maksimal masing-masing 25 Hektar meliputi Kecamatan Orong Telu, Lenangguar, Lopok dan sejumlah Kecamatan lainnya, ternyata memang masih banyak lahan kering yang belum digarap dan dikelola secara maksimal kendati telah berbentuk sawah tetapi akibat minumnya pasokan air yang dibutuhkan, sehingga setiap tahunnya para petani melakukan penanaman padi menggunakan sistem tadah hujan dengan hasil panen setahun sekali.
“Mengingat potensi lahan kering yang ada di wilayah tersebut cukup luas dengan memiliki sumber mata air yang bisa diambil dari sungai setempat, ternyata potensi airnya cukup besar dan tidak pernah kering sepanjang tahun, sehingga secara teknis program optimalisasi lahan kering dapat dilaksanakan dengan baik pada tahun 2023 mendatang,” papar PPK Sukiman.
Lanjut dijelaskan Sukiman, program pengembangan lahan kering seluas 300 Hektar juga tengah dilakukan survey identifikasi disejumlah Kecamatan potensial. Dimana program tahun ini, ada enam kelompok tani seperti di Kecamatan Moyo Hilir dan Lopok telah dilaksanakan dengan baik.
Untuk itu, Pemerintah Pusat melalui Kementan telah melaksanakan program pembangunan fisik untuk membuat dan membangun yang namanya rumah pompa mesin dengan kapasitas 30 PK dengan potensi pasokan air yang ada dimasukkan kedalam bak penampungan, sehingga kebutuhkan air bagi pengolahan lahan pertanian dapat tersedia sebagaimana yang diharapkan, ujarnya.
Menurutnya, program pengembangan lahan kering ini memang bentuknya tegalan yang tidak pernah dikelola dan ditanam secara maksimal oleh masyarakat tetapi memiliki sumber mata air yang bisa dijangkau, sehingga sesuai dengan juklak dan juknis bagi kelompok tani yang mendapatkan program pengembangan lahan kering ini nantinya akan mendapatkan bantuan penanaman jagung dan lainnya dengan nilai sebesar Rp 7,5 Juta per-orang yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelian bibit maupun untuk biaya pengolahan dan pembersihan lahan.
” Karena itu, kedua program ini tentunya diharapkan akan mendapatkan bantuan bagi pembangunan sejumlah infrastruktur lainnya, sehingga pemanfaatan lahan kering benar-benar dapat dikelola dengan baik untuk kesejahteraan petani itu sendiri,” tandas Sukiman. (IA)