BANDUNG, infoaktualnews.com – Lintasan- lintasan kisah tentang kelola hutan dari waktu ke waktu disampaikan dengan bahasa yang lugas dan mudah difahami. Sambil sesekali menyeruput kopi, kisahnya selama bertugas mengelola kawasan hutan di Jawa Barat pun mengalir dalam suasana yang cair dan hangat.
Itulah sepenggal fragmen diatas saat wawancara bersama KSS Komunikasi Perusahaan Perhutani KPH Bandung Utara Endan Cahyadi, di Bandung,Senin (17/7/2023)
Kendati dalam keseharian selalu bergelut dengab persoalan hutan, namun sebagai seorang rimbawan, ada kesadaran yang menancap dalam pada pria kelahiran Ciamis, Jawa Barat tersebut.
” Iya terbayang saya mulai kerja di Perhutani tahun 1997, awal-awal kerja buat persemaian jadi bibit kecil. Pokoknya kita rawat seperti merawat bayi dan jadi pohon besar yang bermanfaat buat kehidupan, ” jelasnya.
Selain bertugas dibidang tanaman, Endan berpengalaman dibidang pengamanan. Ia cukup lama mengemban tugas di korps Polisi Hutan (Polhut) Perhutani Wilayah Regional Jawa Barat-Banten.
Endan banyak terlibat dalam tugas-tugas patroli pengamanan hutan baik mitigasi bencana maupun terhadap aksi perambahan dan penebangan pohon secara ilegal di hutan yang marak terjadi pada awal tahun 2000 an.
Saat ini kecintaannya terhadap hutan, mendorong Endan untuk terus menebar virus positif untuk mengajak masyarakat mencintai hutan dengan jurus ampuh yaitu melalui media.
Media dimata Endan tak ubahnya mitra kerja yang saling menguntungkan sekaligus memiliki peran penting guna menggaungkan edukasi soal hutan.
” Kami sadari betul, media itu mitra. Rimbawwn harus melek soal media karena peran media efektif menyampaikan berbagai kegiatan Perhutani ke masyarakat luas. Ya prinsipnya saling menguntungkanlah,” beber suami dari Rani Apriani tersebut.
Banyak kegiatan yang digambarkan Endan, diantaranya fungsi hutan serta beragam manfaat dari aspek ekologi, sosial, ekonomi buat masyarakat.
” Iya masyarakat luas perlu tahu Perhutani dari mulai tanaman, penebangan, wisata, sadapan getah, belum ketersediaan air, oksigen dan semua kegiatan itu melibatkan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar hutan, ” tuturnya.
Ditengah isu lingkungan yang terus menguat, Endan bertekad agar kesadaran masyarakat tentang pentingnya keterjagaan hutan harus ditingkatkan. Langkah tersebut bisa dilakukan dengan menghidupkan kembali kearifan lokal.
” Dulu kita patroli, jaga hutan bareng tokoh masyarakat, elemen pesantren. Dakwah dipesantren tentang lingkungan dan hutan. Ini bisa dihidupkan kembali. Intinya Kesadaran masyarakat untuk menjaga hutan terbangun karena bicara hutan bicara untuk generasi kedepan, ” pungkas bapak dari Rofi Fahrizal dan Muhaira Dwi Erisyahdan ini. (***)