SUMBAWA, infoaktualnews.com – Gonjang-Ganjing terkait Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa terkait defisit anggaran dalam setiap bulannya tipis Direktur dr Mega Harta, MPH., Ia tegaskan bahwa Rumah Sakit dalam proses pemulihan keuangan secara bertahap dan terukur.
Kendati demikian, utang sepeninggalan Direktur RSUD sebelumnya, kini berangsur-angsur dapat ditangani secara bertahap. ungkap Dokter Mega akrab disapa saat dikonfirmasi media ini, Rabu (23/4).
Dikatakannya, kualitas pelayanan tetap utama diberikan ke masyarakat meskipun ada sisa hutang peninggalan sebelumnya. Masih kata dia, support Pemda juga sangat besar dan seluruh civitas, Dokter, Nakes dan Staf Rumah Sakit tetap berkomitmen memberikan layanan kesehatan.
“Untuk diketahui, Kami membayarkan 2 bulan hutang Jasa Pelayanan tahun 2022 lalu sebelum lebaran, lalu kemudian ditambah jasa pelayanan reguler bulan Maret. Jadi, karyawan mendapat 3 bulan jasa pelayanan. Hal lain, peningkatan insentif dokter spesialis sejak Januari 2025, perbaikan sistem remunerasi yg sedang digodok oleh tim diharapkan dapat memotivasi kinerja karyawan RSUD,” beber Dokter Mega.
Dalam keterangan resminya, dr. Mega menjelaskan bahwa angka defisit Rp2,2 miliar per bulan tersebut merupakan hasil analisa keuangan berbasis akrual pada akhir tahun 2024.
Lanjutnya, Dokter Mega tegaskan Angka defisit 2,2 Milyar perbulan merupakan hasil analisa keuangan berbasis aktual pada akhir tahun 2024 lalu. Diakuinya, Ia baru menjabat di triwulan terakhir, itu artinya terjadi jauh sebelum dirinya masuk jadi Direktur.
“Kami mengatasi ini dengan efisiensi maksimal dan peningkatan pendapatan,” cetusnya.
Tentunya, semenjak dirinya menjabat direktur pada akhir Agustus 2024 lalu, peninggalan hutang Rumah Sakit Mencapai Rp 54 Milyar. Kata dia, kurun waktu 7 bulan, ia bersama manajemen berhasil menurunkannya jadi Rp 41 Milyar. “Kami targetkan akhir tahun 2025 mendatang tersisa Rp 20 miliar. Ini bukan wacana, tapi langkah nyata yang sedang berjalan,” harapnya.
Bahkan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bukan berarti rumah sakit bisa langsung mandiri secara finansial tanpa bantuan APBD, terang Dokter Mega, dari segi literatur, setidaknya butuh 5 sampai 6 tahun untuk benar-benar mandiri secara finansial. Hal ini bukan saja terjadi di RSUD Sumbawa saja namun banyak di Rumah Sakit Lainnya.
Untuk itu, langkah-langkah efisiensi pun terus digalakkan kata dokter Mega, mulai dari digitalisasi sistem rekam medis, pendaftaran dan klaim BPJS, pemangkasan anggaran mobil Dinas, efisiensi bahan bakar hingga pengetatan pengadaan obat dan alat medis. Dengan langkah ini sebut Dokter Mega, bisa ditargetkan menghemat hingga Rp 10 miliar per tahun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tidak hanya efisiensi ucap Dokter Mega, RSUD Sumbawa juga terus memperluas layanan dengan menghadirkan sejumlah dokter spesialis baru, antara lain Spesialis Jantung, Mata, Ortopedi, Penyakit Dalam, Bedah, dan Rehabilitasi Medis.
Oleh karena itu, semua dilakukan semata-mata untuk meningkatkan mutu layanan, mendongkrak pendapatan, serta mempersiapkan kebutuhan layanan RS Sering ke depan, terutama mendukung program KJSU-KIA. harap Dokter Mega.
“Kami berharap agar masyarakat tetap percaya dan mengutamakan menggunakan layanan RSUD Sumbawa, kalau perlu dengan aturan dari Pemda karena Pemda mengeluarkan anggaran cukup fantastis capai miliaran untuk BPJS “PBI” masyarakat sudah seyogyanya dana ini berputar di Pemda melalui RSUD. Mari dukung rumah sakit kita. Kami sedang berjuang pulihkan dari minus ke Normal. Dan ini jadi tanggung jawab bersama, kalau kualitas kami menjamin dan terbukti dengan akreditasi yg diraih RSUD bintang lima Paripurna ,” pungkasnya.