Maros – Langgar Al Khidir di Perumahan Pesona Adnin Tenrigankae, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dipadati lebih dari 300 jamaah dari berbagai daerah pada Minggu (1/6/2025). Mereka hadir untuk mengikuti Haul Tiga Ulama Besar yang digelar oleh Yayasan Al Khidir Balya Malkan, mengusung tema “Meneladani Ulama, Merawat Warisan Spiritual Nusantara.”
Tiga tokoh sufi yang dikenang dalam haul ini adalah Syeikh Samman, Syeikh Abu bakrin bin Fikhrin, dan Syeikh Yusuf Al-Makassary—tiga sosok pilar spiritual yang jejak dakwah dan keilmuannya masih terasa hingga kini.
Sejak pagi, gema dzikir dan pembacaan manaqib menggema dari dalam langgar. Jamaah Majelis Al Hikma, Naqsabandiyah Haqqani, serta sejumlah majelis taklim lokal dan luar daerah—termasuk dari Sumbawa, Luwu Utara, Makassar, Gowa, dan Pangkep—ikut larut dalam suasana spiritual penuh kekhusyukan.
Dalam sambutannya, Syeikh Irsan bin Abdul Rauf Daeng Manggerang, Mursyid Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah ke-46 sekaligus pimpinan yayasan, menyampaikan rasa syukur atas kebersamaan yang tercipta.
“Alhamdulillah, haul ini menjadi ajang silaturahmi dan pengingat bagi kita semua untuk meneladani perjuangan para ulama. Terima kasih atas kehadiran dan semangat semua jamaah,” ucapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros yang turut hadir pun mengapresiasi keberlangsungan kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa tarekat dengan sanad yang jelas seperti Khalwatiyah Sammaniyah adalah pondasi penting dalam menjaga keberkahan dan keharmonisan umat.
Ustadz Ismail, Ketua Majelis Al Khidir, menegaskan makna haul sebagai momentum mencintai ulama:
“Para ulama adalah pewaris ilmu dan cahaya Rasulullah. Melalui haul ini, kita belajar dan meneladani akhlak mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Kehadiran delegasi dari Majelis Khalwatiyah Sammaniyah Sumbawa menjadi warna tersendiri. Nur Fajri, sang ketua, menyatakan apresiasi atas keterlibatan aktif kalangan muda.
“Saya sangat bersyukur melihat banyaknya pemuda seperti dari GP Ansor, PMII, Banser, dan Pemuda Al Khidir. Ini penting, karena merekalah penjaga estafet perjuangan ulama ke depan,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari perwakilan Kesultanan Sumbawa, Rudy Kaharuddin, yang menyampaikan harapan agar haul ini memperkuat ukhuwah dan persatuan umat.
“Kami merasa terhormat bisa hadir. Semoga kegiatan seperti ini terus mempererat silaturahmi lintas daerah dan menjaga warisan keislaman kita,” ujarnya.
Rangkaian haul ditutup dengan doa bersama oleh para tokoh agama dan mursyid tarekat, lalu dilanjutkan dengan salam-salaman antar jamaah, menciptakan suasana hangat penuh persaudaraan.
Panitia berharap haul ini dapat terus digelar setiap tahun, sebagai bentuk penghormatan terhadap ulama dan upaya merawat tradisi spiritual Islam yang berakar kuat di bumi Nusantara. (IAN-Red)