Jakarta, infoaktualnews.com – Netfid Indonesia gelar Musyawarah Nasional ke-I, dimana dalam kegiatan tersebut mengusung Tema “Memperkuat Masyarakat Sipil untuk Demokrasi yang Lebih Baik”. Kegiatan tersebut rencananya akan digelar pada Rabu (22-24/2-2023).
Netfid Indonesia meyakini bahwa kualitas masyarakat sipil yang baik akan berdampak pada kualitas demokrasi yang baik pula, salah satunya melalui pendidikan politik dan kesadaran gerakan sosial, pemberdayaan masyarakat sipil akan menjadi pondasi utama dalam menghadapi dinamika Pemilu 2024 mendatang.
Plt. Ketua Netfid Indonesia Muh. Afit Khomsani melalui Ketua Panitia Ayu Megasari, menyatakan bahwa, selain akan melakukan rancang bangun cetak biru, gerak serta orientasi perkumpulan, Munas ke-I Netfid Indonesia setidaknya akan membahas beberapa fokus isu dan concern perkembangan demokrasi di Indonesia, ungkapnya saat dikonfirmasi media ini, Senin (20/2).
Dikatakan Ayu sapaan akrabnya, fokus pertama yang dimaksud yakni mendiskusikan peran strategis pemuda dalam Pemilu 2024. Merujuk pada beberapa survei, Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda dengan angka lebih dari 60 persen, pemilih dengan rentang usia 17-40 tahun akan memberikan pilihannya pada Pemilu 2024. Artinya, kata dia, keterlibatan peran pemuda akan berdampak pada masa depan bangsa Indonesia. Beberapa pihak yang akan terlibat pada fokus ini adalah Kementrian Pemuda dan Olahraga, KPU RI, dan aktivitas pemuda dan demokrasi.
“Pembahasan tentang geopolitik Nasional dalam dinamika demokrasi dan Pemilu 2024,” cetus Ayu.
Tentunya, Netfid Indonesia pada isu ini mencoba memberikan sebuah perspektif baru bagaimana para stakeholders terkait dalam mendiskusikan tema tersebut. Narasumber dalam fokus isu ini melibatkan perwakilan Pemerintah, Bawaslu RI, dan Kepolisian RI, ujarnya.
Dimana kegiatan yang diikuti oleh 23 Provinsi dan 89 Kota/Kabupaten seluruh Indonesia tersebut diharapkan dapat mewujudkan masyarakat sipil yang tidak mudah terpengaruh dampak negatif oleh kelompok politik tertentu serta masyarakat juga akan mempunyai rasionalisasi dan alasan yang jelas dalam menentukan pilihan dan dukungan politik, tandanya (IA-Gaff)