BANDUNG,infoaktualnews.com-Sebagai sumber daya alam, hutan memiliki dimensi manfaat yang luas terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan itu sendiri.
Tak tanggung-tanggung potensi hutan bisa membantu masyarakat menghalau jeratan rentenir.
Seperti yang terjadi di kawasan hutan Perhutani Bandung Selatan, tepatnya di BKPH Cililin, RPH Cililin atau secara administratif berada didesa Cililin dan Desa Karang Tanjung, Kecamatan Cilikin, Kabupaten Bandung Barat.
Pada kawasan hutan pinus di BKPH Cililin terdapat kegiatan sadapan getah pinus. Para penyadap hampir 100 persen berasal dari warga sekitar hutan.
” Di kawasan hutan BKPH Cililin target produksi getah pinus mencapai 389 ton lebih dan sudah tercapai,” kata Wawan wahidin Asper BKPH Cililin, di Bandung (16/11/2023).
Sampai bukan Desember 2023 sambung Wawan, pihaknya optimis produksi getah pinus akan bertambah.
” Ada penambahan produksi getah sampai akhir tahun itu terus kita upayakan, ” jelasnya.
Kegiatan sadapan rupanya menjadi angin segar yang ampuh menggerakan ekonomi warga sekitar hutan.
Menurut Kepala RPH Cililin Yudi S disamping membuka lapangan kerja dengan penghasilan penyadap yang didapat cukup menjanjikan.
” Kalau penyadapnya rajin pendapatan bisa melebihi UMK, ” tuturnya.
Berdasarkan keterangan yang didapat pendapatan penyadap cukup variatif tergantung dari kedisiplinan kerja. Ada yang 2 minggu dapat 5 kwintal dengan pendapatan 2,5 juta rupiah, ada yang 1,5 juta rupiah sampai 750 ribu rupiah per dua minggu.
” Jadi sangat bergantung dari kerajinan dan kedisiplinan penyadap, ” jelas Yudi.
Saat ini penyadap dikawasan hutan RPH Cililin terdapat 70 orang penyadap lokal. Sebelum nya kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai tukang bangunan yang rata-rata bekerja diluar kota. Kegiatan penyadapan juga menyerap angka pengangguran didesa sekitar Cililin.
Banyaknya penyadap dari desa sekitar hutan BKPH Cilikin juga mampu mengikis kebiasaan masyarakat yang meminjam uang kepada rentenir.
” Penyadap bisa diselamatkan dari rentenir. Apalagi dari kami ada kebijakan pinjaman bagi penyadap dengan pembayaran bertahap. Jadi pinjaman dibayar setelah penyadap setor getah ” ungkap Yudi.
Diungkap kan Yudi, kegiatan sadapan sangat didukung pemerintahan desa setempat karena manfaatnya banyak secara ekonomi dan penyerapan pengangguran.
” Kepala desa mendukung karena menggerakan ekonomi masyarakatnya bisa bekerja. Bahkan yang tidak punya ijazah pun bisa bekerja, ” bebernya.(***)