Sumbawa, infoaktualnews.com – Kabupaten Sumbawa kembali mencatatkan langkah penting dalam kontribusinya terhadap ekspor komoditas pertanian nasional.
Sebanyak 6.000 ton jagung pipil dilepas ekspor ke Filipina melalui Pelabuhan Badas pada Selasa, 24 Juni 2025, oleh PT. Seger Agro Nusantara. Ini merupakan ekspor perdana di tahun 2025 yang melibatkan langsung jagung hasil panen petani Sumbawa ke pasar internasional, dan menjadi penanda peran strategis daerah dalam sistem pangan nasional dan global.
Pelepasan ekspor ini dilakukan atas nama Menteri Pertanian RI oleh Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Prof. Dr. Hasil Sembiring, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof. Sembiring menyampaikan apresiasi Menteri Pertanian, Dr. H. Andi Amran Sulaiman, atas keberhasilan Sumbawa menjadi bagian penting dalam peta ekspor jagung nasional. Ia menyebut NTB, khususnya Sumbawa, sebagai salah satu sumber utama jagung nasional.
“Pak Menteri mengapresiasi ekspor ini dan meminta agar volume ekspor terus ditingkatkan. Tapi kita tidak boleh berhenti pada produksi saja. Harus dibarengi dengan peningkatan produktivitas dan daya saing. Jika ada kendala di lapangan, laporkan langsung. Pemerintah akan turun tangan,” tegasnya.
Menurutnya, Menteri Pertanian telah menantang para pelaku usaha yang tergabung dalam PEJAGINDO (Perkumpulan Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia) untuk mengambil peran lebih besar dalam mendorong ekspor langsung dari daerah. Dukungan terhadap teknologi, efisiensi distribusi, dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberlanjutan ekspor ke depan.
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian ini.
Menurutnya, pelepasan ekspor jagung dari Pelabuhan Badas adalah bukti bahwa kerja keras petani tidak sia-sia. Jagung yang ditanam dengan susah payah di ladang-ladang pelosok desa, hari ini diberangkatkan menuju negeri seberang.
“Tahun 2024, Kabupaten Sumbawa membukukan produksi jagung sebesar 715.641 ton dari 98.535 hektar lahan panen. Hingga bulan Mei 2025 saja, kita sudah mencapai 267.460 ton dari 60.270 hektar. Angka ini bukan hanya statistik, tapi gambaran nyata ketekunan petani kita,” ujar H Jarot.
Bupati juga menyoroti beberapa hambatan lapangan yang harus segera dibenahi, seperti keterbatasan kapasitas gudang penyimpanan, alat bongkar muat yang belum modern, akses jalan ke pelabuhan yang belum memadai, serta belum adanya sistem logistik terpadu yang efisien.
Ia menyambut baik langkah strategis nasional berupa pembangunan Gudang Ketahanan Pangan POLRI untuk Polda NTB yang akan dibangun di Polsek Moyo Utara, Polsek Lape, dan Polsek Tarano.
“Dengan adanya gudang-gudang tersebut, distribusi dan stabilitas pasokan pangan ke depan akan jauh lebih efisien dan terjamin. Petani tidak lagi harus menjual dalam kondisi terdesak, dan kualitas hasil panen bisa tetap terjaga,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Seger Agro Nusantara, Sutikno Ceksono Widodo, menyampaikan bahwa pelepasan ekspor ini bukan puncak, melainkan awal dari langkah panjang menuju ekspor jagung yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa tantangan di sektor pertanian bukan hanya soal produksi, tetapi juga efisiensi.
“Logistics cost kita masih tinggi. Masih banyak jagung yang tertahan di pelabuhan, proses bongkar muat lambat, jalan sempit, dan air menjadi isu tersendiri. Kami di PT Seger tidak tinggal diam. Kami kembangkan teknologi dari hulu ke hilir, mulai dari sistem jemput hasil ke petani, pengeringan, hingga pengemasan ekspor. Tapi kami tidak bisa kerja sendiri. Kami butuh dukungan semua pihak,” ungkapnya.
Acara pelepasan ekspor ini turut dihadiri oleh pejabat dari Badan Pangan Nasional, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi NTB, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB, Forkopimda Kabupaten Sumbawa, Jajaran Pemkab Sumbawa, Kadis Pertanian Kab. Sumbawa serta para pengusaha dan eksportir anggota PEJAGINDO.
Ekspor perdana jagung dari Pelabuhan Badas ini bukan hanya memperkuat posisi Sumbawa dalam rantai pasok nasional dan internasional, tapi juga membangkitkan harapan baru bagi petani untuk naik kelas, tidak lagi hanya sebagai produsen lokal, tetapi sebagai bagian dari kekuatan ekspor Indonesia. (IA)