SUMBAWA, infoaktualnews.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia, Ir. Dody Hanggodo, M.PE melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumbawa, Minggu (19/10).
Kunjungan Menteri PU tersebut, didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, Bupati Sumbawa Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, dan Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mohamad Ansori. Dalam kunjungan tersebut, Menteri PU meninjau sejumlah infrastruktur strategis, termasuk Bendungan Beringin Sila di Kecamatan Utan, ruas-ruas jalan prioritas, serta rencana pembangunan Bendungan Kerekeh.
Dalam kesempatan itu, Menteri Dody mengungkapkan beberapa infrastruktur di Sumbawa menjadi perhatian serius Kementerian PU, terutama perbaikan ruas jalan utama di wilayah selatan yang selama ini mengalami kerusakan. Dari lima ruas jalan yang diusulkan, tiga ruas akan segera direalisasikan, sementara dua lainnya akan masuk dalam tahap berikutnya setelah evaluasi teknis selesai.
“Hari ini saya diajak berkunjung oleh Bupati dan Gubernur ke Sumbawa. Ada beberapa tempat yang harus kita tangani, seperti ruas jalan, bendungan, dan sekolah rakyat. Permohonan Bupati untuk perbaikan jalan rusak serta usulan pembangunan Bendungan Kerekeh sedang dikaji oleh tim sumber daya air. Kita akan koordinasikan lebih lanjut dengan Pak Bupati, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa dimulai,” ujar Dody.
Masih dalam rangkaian kunjungan tersebut, Menteri PU bersama Gubernur dan Bupati Sumbawa meninjau langsung Bendungan Beringin Sila di Kecamatan Utan, salah satu proyek strategis nasional di Kabupaten Sumbawa. Bendungan ini memiliki luas layanan irigasi 3.500 hektare, terdiri dari 2.400 hektare area eksisting dan pengembangan baru 1.100 hektare (500 hektare irigasi kanan dan 600 hektare irigasi kiri).
Selain berfungsi sebagai penyuplai air pertanian, bendungan ini juga memberikan manfaat air baku sebesar 76 liter per detik untuk masyarakat di Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) 1,4 MW, serta reduksi banjir sebesar 85 meter kubik per detik atau setara 32,7%.
Secara agronomis, keberadaan bendungan ini meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 130% menjadi 280%, sehingga pola tanam masyarakat meningkat dari dua kali setahun (padi–palawija) menjadi tiga kali setahun (padi–padi–palawija).
Dalam peninjauan lapangan, Menteri PU menyoroti kondisi beberapa bukit di sekitar bendungan beringin sila yang ditanami jagung oleh masyarakat. Aktivitas ini, menurutnya, dapat merusak struktur tanah, meningkatkan risiko longsor, dan memicu sedimentasi di dalam bendungan pada musim hujan.
“Kawasan sekitar bendungan seharusnya menjadi daerah resapan. Kalau ditanami jagung di lereng-lereng curam, air hujan akan membawa tanah turun ke waduk dan mempercepat sedimentasi. Ini perlu perhatian serius agar daya guna bendungan tetap optimal,” ujar Menteri Dody.
Gubernur NTB turut menegaskan pentingnya pengendalian tata lahan di kawasan tangkapan air bendungan. Ia menyampaikan bahwa upaya pelestarian fungsi bendungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah dan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Sumbawa Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP menyatakan komitmen penuh Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk menertibkan aktivitas pertanian jagung di kawasan hulu bendungan, bekerja sama dengan aparat desa, dan masyarakat.
Selain meninjau bendungan yang sudah beroperasi, Menteri PU juga menegaskan komitmen pemerintah pusat terhadap rencana pembangunan Bendungan Kerekeh di Kecamatan Unter Iwes. Bendungan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas penyediaan air irigasi dan baku di wilayah tengah Sumbawa, serta memperkuat sistem pengendalian banjir di sepanjang aliran sungai Kerekeh.
“Pembangunan Bendungan Kerekeh menjadi salah satu prioritas yang sedang dikaji oleh tim SDA. Kita akan pastikan sinergi dengan Pemkab agar semua kesiapan teknis dan sosial berjalan baik,” ungkap Menteri Dody.
Kementerian PU juga memastikan akan memperkuat koordinasi lintas sektor untuk menjaga kualitas dan daya tahan bendungan di Sumbawa, baik yang telah beroperasi seperti Beringin Sila, maupun yang masih dalam tahap perencanaan seperti Kerekeh. Langkah ini termasuk rehabilitasi jaringan irigasi, pengendalian sedimen, dan pengelolaan daerah tangkapan air (DTA) yang melibatkan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.
Kunjungan Menteri PU kali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Sumbawa. (*)












