Sumbawa, infoaktualnews.com – Warga Kelompok Tani Mentingal menyampaikan kekhawatiran atas potensi meluasnya konflik di area lahan sengketa setelah aktivitas PT SBS disebut tetap berlangsung meski ada kesepakatan penghentian sementara.
Pendamping warga, Jasardi Gunawan, menilai situasi lapangan semakin sensitif dan dapat memicu gesekan jika tidak segera ditangani oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, dalam pertemuan di Polres Sumbawa sebelumnya, seluruh pihak baik perusahaan, petani plasma, maupun kelompok tani telah menyepakati penghentian aktivitas sampai persoalan di lapangan selesai. Namun, ia menyebut bahwa perusahaan masih beroperasi bersama sebagian petani plasma.
“Kesepakatan itu jelas, tetapi perusahaan tetap berjalan. Warga lain justru tidak diizinkan masuk. Ini membuat situasi tidak seimbang dan memunculkan ketegangan,” ujar Jasardi.
Ia menambahkan, dalam pertemuan lanjutan di Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Wakil Bupati Sumbawa juga telah menegaskan instruksi serupa. Meski demikian, menurut warga, aktivitas perusahaan tetap berlanjut tanpa pengawasan yang memadai.
“Arahan dari Wakil Bupati adalah semua pihak harus berhenti sementara. Tapi kenyataan di lapangan tidak demikian. Warga bertanya-tanya apakah Pemda benar-benar mampu menegakkan keputusan sendiri,” katanya.
Jasardi menyebut kondisi ini dapat memicu konflik baru jika pemerintah tidak segera mengambil langkah konkret. Ia menegaskan warga tidak menginginkan kekerasan, tetapi meminta aturan ditegakkan secara adil.
“Kami khawatir masalah ini meluas. Jangan sampai ada benturan atau korban jiwa baru pemerintah turun tangan,” tegasnya. (*)












