Bandung – Ekspor gondorukem produksi Perhutani KPH Bandung Utara mulai menggeliat kembali. Meski sebelumnya mengalami penurunan akibat pandemi covid 19.
Demikian disampaikan Adminsitratur KPH Bandung Utara melalui sambungan whatsaap di Bandung , Jum’at (10/7/2020).
” Sampai Juni kemarin ada penurunan sampai 20 persen tapo sekarang sudah ada peningkatan lagi,” ujarnya.
Kendati tidak meyebutkan secara detail angkanya Komarudin mengatakan peningkatan ekspor gondorukem dilihat dari naiknya permintaan, terutama dari negara India.
Komposisi market dari keseluruhan produksi gondorukem Perhutani 90 persennya di ekspor, dan sisanya 10 untuk konsumsi market dalam negeri.
Sementara itu dikatakan Lela Nurlaila Kasi JMB Perhutani KPH Bandung Utara market ekspor gondorukem telah tembus pasar eropa dan asia, seperti German, Portugis, India, Jepang dan Cina. Untuk serapan ekspor saat ini masih didonimasi pasar Asia.
Untuk pasar asia 80 persen dan eropa Eropa 20 persen,” tandasnya.
Tahun ini, lanjut Lela target produksi gondorukem sebesar 12.300 ton, hingga medio Juli 2020 realisanya mencapai 3.800 ton. Saat ini pihaknya terus beruoaya memperlebar pasar gondorukem, untuk mengejar target penjualan tahun ini.
” Rencana penjualan tahun ini senilai 240 miliar rupiah. Kita terus optimalkan untuk menyasar market baru,” tuturnya.
Menurut Komarudin untuk pengembangan pasar gondorukem, Perhutani membidik sektor farmasi.
” Untuk market pastinya kita melakukan pengembangan baik ekspor maupun market dalam negeri. Kita juga terus berupaya membuka market-market baru untuk terutama disektor farmasi yang membutuhkan campuran bahan baku gondorukem,” bebernya.
Memasuki era new normal dikatakan Komarudin kegiatan produksi getah pinus untuk bahan baku gondorukem terus berjalan dengan menerapkan standar kesehatan covid 19.
” Produksi sadapan getah pinus tetap berjalan dengan standart protokol covid 19,” ujarnya.
Getah pinus Perhutani memiliki karakteristik berbeda dengan negara lain. Getah pinus Perhutani yang diolah menjadi gondorukem banyak digunakan untuk campuran kertas, tinta, garmen, tekstil dan lem. Sementara untuk pasar dalam negeri gondorukem banyak digunakan untuk produksi ban.
Disampaikan Lela produk gondorukem Perhutani sudah memenuhi standar ISO 9001 : 2015.
” Jadi untuk standar kualitas produksinya sudah bagus, “pungkasnya. (fsas)