InfoaktualNews.com, Mataram –
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Mataram mencatat adanya peningkatan jumlah kota tujuan bagi benih padi asal Nusa Tenggara Barat yang difasilitasi Surat Kesehatan Tumbuhan sebagai jaminan atas sehat dan amannya komoditas ini.
Berdasarkan data lalu lintas antar area, IQFAST Karantina Pertanian Mataram, hingga semester I 2020 tercatat ada 17 kota diantaranya Samarinda, Bitung, Magelang, Makassar, Sumbawa, Bandung, Karanganyer, Bima, Dompu, Indramayu, Bogor, Pontianak, Mamuju, Palembang, Pekanbaru, Sambas dan Madiun. Dibanding tahun 2019, yang hanya 12 kota saja, menandakan benih padi asal NTB makin laris.
“Sebelum dilalulintaskan, benih padi berjenis Inpari 32 ini telah melalui serangkaian tindakan karantina, agar dapat dijamin bebas dari hama penyakit tumbuhan berbahaya atau OPT,” kata Kepala Karantina Pertanian Mataram, Arinaung Siregar saat melakukan monitoring tindakan karantina terhadap 107,15 ton benih padi, kemarin Sabtu (19/7).
Menurut Arinaung, NTB merupakan salah satu wilayah percontohan program pengembangan perbenihan tanaman pangan berbasis korporasi yang mampu menghasilkan banyak benih padi bersertifikat. Benih padi yang kerap dilalulintaskan ke berbagai kota antara lain Inpari 30, Inpari 32, Inpari 33 dan Situbagendit.
Arinaung juga menyebutkan pada semester I 2020, benih padi NTB mencatat peningkatan lalulintas yang cukup signifikan. Sebanyak 269, 9 ribu ton dengan nilai konomis Rp. 2,06 atau meningkat 41 % dibanding periode sama tahun 2019 yang hanya mencatat 190,4 ribu ton benih dengan nilai 1,6 miliar saja.
“Petani NTB makin eksis, tidak hanya penuhi kebutuhan benihnya sendiri namun juga sudah bisa memasok benih petani di daerah lain,” imbuh Arinaung.
Fasilitasi Khusus untuk 11 Bahan Pangan Pokok
Sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) untuk memastikan stok pangan khususnya 11 bahan pangan pokok termasuk padi, Badan Karantina Pertanian (Barantan) memberikan fasilitasi khusus.
Selain percepatan dengan layanan inline inspection, pihaknya juga melakukan penguatan sistem perkarantinaan yakni dengan meningkatkan sarana dan prasarana pengujian laborarorium serta kompetensi SDM.
“Selain cepat, tindakan karantina juga harus tepat, apalagi ini benih padi, harus dipastikan bebas OPT, sehat dan aman agar dapat mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkas Kepala Barantan, Ali Jamil. (IAN-Red)