Medan | (2/4-2021) , Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP UMSU, Drs Syaiful Syafri, MM menjelaskan, para calon Duta Pendidikan Sumatera Utara harus mampu menjadi penggerak dan motor untuk kemajuan daerah.
Karenanya para Calon Duta Pendidikan Sumut yang menjadi finalis dalam pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat, harus memahami peta sosial, memahami budaya, dan memahami permasalahan sosial masyarakat setempat ketika menjabdikan dirinya dalam perbaikan kehidupan masyarakat.
<span;>Hal tersebut disampaikan Syaiful Syafri yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Sumut di hadapan 21 finalis Duta Pendidikan asal Sumut di Aula Muhammad Hatta, Kompleks LPMP Sumut, Jalan Bunga Raya, Asam Kumbang Medan, Jumat (2/4).
Kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan ini diikuti 21 Para finalis calon duta pendidikan berasal dari USU, UMSU, UINSU, UIN Sunan Kalijaga Surabaya, ITB, Unimed, UMA, Politeknik Medan Kreatif, UMN Medan. Sedangkan finalis kategori remaja/pelajar dari SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 1 Sumbul, SMKN 13 Medan dan SMA Negri 8 Medan asal daerah Kabupaten Langkat, Siantar, Deli Serdang, Medan, dan Dairi serta Nias.
Syaiful Syafri menyampaikan contoh, Nindy Pratiwi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya di masa pandemi Covid-19, bangga mendidik guru-guru PAUD tentang ekonomi syariah. Bagaimana kemampuan guru PAUD itu, potensi yang dimilikinya, untuk siapa dia terapkan tentang ekonomi syariah dan harus diketahui ole Pemerintah Daerah.
Ulfa Juliani, asal Universitas Muslim Nusantara Medan mendidik anak-anak pinggiran Sungai Deli, apa masalah mereka, bagaimana ekonomi keluarga, potensi apa yang dimiliki, pendidikan apa yang dilakukan, apakah terjadi perubahan sosial anak dan lingkungan.
Demikian juga dengan Yessi Aprianti, mahasiswa ITB asal Siantar, punya pengikut 111.000 followers, perilaku apa yang dilakukan, apakah perilaku binaan berubah, masa depan apa yang dicari.
<span;>Karena para duta-duta pendidikan asal Sumut dalam bekerja harus mengevaluasi binannya, baik aspek perilaku, keterampilan, dan perubahan sosial sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya, dan menjadi penggerak atau motor perubahan di daerah.
Usai memberikan pembekalan, berlangsung tanya jawab dan penjelasan mewakili atas karya-karyanya dalam meningkatkan SDM anak dan masyarakat wilayah pengabdiannya. Sementara itu,
<span;>Pemateri kedua Muhammad Arifin, M.Pd menyampaikan bahwa calon Duta Pendidikan Sumut harus memiliki jiwa leadership.
Artinya, menjadi sosok yang mampu mempengaruhi dan memotivasi orang untuk bekerja sama melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan bersama.
Proses pemimpin harus melalui kegiatan dari memimpin yang kecil sampai pada leadership untuk orang besar atau banyak orang. Proses untuk dilakukan seorang leadership seperti aktif di organisasi di kampus untuk mahasiswa dan OSIS untuk siswa.
“Semua orang punya peluang untuk menjadi pemimpin, maka hari ini harus Anda ketahui potensi diri, seperti kekuatan, kesempatan, dan bisa memahami ancamana maupun kelemahan diri,” katanya.
Direktur Wilayah Pemilihan Duta, Adam Brayan, didampingi Ketua Panitia, Julpan Siregar mengaku kegiatan ini dilaksanakan tiga hari 1-3 April 2021. Diikuti 21 finalis calon Duta Pendidikan Sumatera Utara. ( Rahmat Hidayat)