Sumbawa, Infoaktualnews.com-
Dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional, maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016 juncto Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2017 tentang penugasan Bulog, untuk melaksanakan kebijakan pengadaan pangan melalui pembelian gabah dan beras yang mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dengan melaksanakan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium di tingkat konsumen dengan mengunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Dimana HPP itu sendiri mengacu pada Permendag Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras, khususnya Pasal 3 Ayat (1) menyebutkan HPP Gabah atau Beras ditetapkan dengan ketentuan HPP Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 25% dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 10% sebesar Rp 4.200,00 per kilogram di petani atau Rp 4.250,00 per kilogram di penggilingan, ungkap Kepala Perum Bulog Kantor Cabang (kancab) Sumbawa Kurnia Rahmawati, STP., dalam keterangannya kepada awak media diruang kerjanya, Jumat (16/4).
Ket.Foto: Stok Gabah Melimpah di Gudang Bulog
Dijelaskan, untuk HPP GKD dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 14% dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 3% ditetapkan sebesar Rp 5.250,00 per kilogram di penggilingan atau Rp 5.300,00 per kilogram di gudang Perum BULOG, sedangkan untuk harga pembelian beras dalam negeri dengan kualitas kadar air paling tinggi 14%, butir patah paling tinggi 20%, kadar menir paling tinggi 2%, dan derajat sosoh paling sedikit 95% sebesar Rp 8.300,00per kilogram di gudang Perum BULOG, tukasnya.
Menurut Nia akrab srikandi Bulog ini disapa, Perum Bulog Kancab Sumbawa telah melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban dengan melakukan penyerapan Gabah Kering Giling yang merupakan gabah produksi petani Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui 3 (tiga) saluran penyerapan terdiri dari Mitra Kerja Pengadaan, Gapoktan/Poktan, dan Satuan Kerja (Satker) Pengadaan yang dibentuk oleh Perum Bulog, dimana tahun 2021 ini jumlah mitra kerja Perum Bulog Kancab Sumbawa tercatat sebanyak 23 mitra dan 2 (Idua) diantaranya merupakan mitra baru yang bergabung, baik itu dari Kabupaten Sumbawa dan KSB.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan hingga 14 April 2021, realisasi serapan pada Perum Bulog Kancab Sumbawa terang Nia, meliputi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10.534,37 ton, Beras sebanyak 589 ton dan setara Gabah sebanyak 11.470,92 ton, dimana serapan tersebut telah mencapai 20% dari target tahun 2021 (sebanyak 57.766 ton), sementara untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam keadaan Darurat dan kerawanan pangan pasca bencana yang dikelola oleh Perum Bulog Kancab Sumbawa yaitu sebanyak 200 ton, masing-masing 100 ton untuk tiap Kabupaten dalam setahun (Kabupaten Sumbawa dan KSB) berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2019 tentang Prosedur dan Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah untuk Penanggulangan Keadaan Darurat Bencana dan Kerawanan Pangan Pasca Bencana, ujarnya.
Begitu pula stock yang dikelola oleh Perum Bulog Kancab Sumbawa sampai dengan 14 April 2021 sebanyak 10.352,85 ton setara beras atau 16.303,7 ton setara gabah, dan Stock tersebut sangat melimpah sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan 17 (tujuh belas) bulan kedepan atau sampai dengan bulan September 2022 dengan rata-rata penyaluran 600 ton per bulan, dan stock ini akan terus bertambah seiring dengan penyerapan gabah yang terus meningkat setiap harinya, dengan rata-rata serapan harian mencapai 500 ton setara gabah.
“Dengan kondisi stock yang melimpah, Pemerintah Kabupaten tidak perlu khawatir terhadap stock CBP untuk keadaan darurat dan kerawanan pasca Bencana yang tersimpan di gudang Bulog Kancab Sumbawa, dan bahkan dengan stock melimpah. maka Bulog Kancab Sumbawa ditetapkan menjadi daerah penyuplai beras untuk daerah-daerah defisit dalam rangka pemerataan stock nasional melalui kegiatan Moveoutnas, dengan realisasi sampai dengan saat ini sebanyak 2.500 ton yang semuanya dikirim ke Wilayah Perum Bulog Kanwil Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan permintaan Moveoutnas ini akan terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai 10.000 ton hingga akhir tahun 2021 mendatang,”papar Kurnia Rahmawati.
Nia lebih jauh juga menyatakan Perum Bulog Kancab Sumbawa telah dan akan terus melakukan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga Beras Medium berdasarkan surat Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 13/M-DAG/SD/1/2021 tanggal 6 Januari 2021 perihal Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium yaitu agar Perum BULOG dapat terus melaksanakan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium secara masif dengan menggunakan Cadangan Beras Pemerintah untuk menambah ketersediaan pasokan beras medium di seluruh Indonesia.
Pelaksanaan KPSH tersebut melalui distributor besar dan/atau melalui mitra Perum Bulog untuk menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium di seluruh pedagang beras, pasar rakyat, toko modern, dan tempat lain yang mudah dijangkau konsumen di seluruh Indonesia (mengacu pada Permendag Nomor 127 tahun 2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah Untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) dan untuk meningkatkan keterjangkauan pelaksanaan KPSH
Perum BULOG Kancab Sumbawa memperluas jaringan dengan membentuk 181 unit Rumah Pangan Kita (RPK) dan 9 unit Toko Pangan Kita (TPK) yang tersebar di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat, dan realisasi KPSH Beras Medium Kancab Sumbawa per 14 April 2021 sebesar 2.689 ton atau mencapai 97,79% dari target TW II (sebesar 2.750 ton) dan pencapaian ini merupakan tertinggi se-NTB dan bahkan di tahun 2020 pencapaian KPSH di Kancab Sumbawa mencapai peringkat ke-1 nasional dengan realisasi 327.16% dari target tahun 2020, dimana penyaluran KPSH yang tinggi ini dapat menekan andil beras terhadap inflasi, kata Nia.
Untuk memperkuat tupoksi sambung Nia, Perum Bulog Kancab Sumbawa terus melakukan pengembangan infrastruktur pasca panen sebagai komitmen keberpihakan Perum Bulog kepada petani. dan saat ini sedang berlangsung proses pembangunan Proyek MRMP (Modern Rice Miling Plant) di Dusun Untir Malang, Desa Lape, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, yang nantinya MRMP ini akan memiliki 1 unit Rice Miling skala modern, dengan 4 unit dryer masing-masing berkapasitas 30 ton, 3 unit silo masing-masing berkapasitas 2.000 ton tujuannya adalah Perum Bulog dapat langsung melakukan penyerapan ke Petani dalam bentuk Gabah Kering Panen sekaligus peningkatan serapan gabah dalam rangka menjaga stabilitas harga di tingkat produsen serta menghasilkan beras medium dan premium dengan harga terjangkau oleh konsumen (stabilitas harga di tingkat konsumen), pungkasnya. (IA-aM).