Sumbawa, Infoaktualnews.com – Jumat Sore (4/6) Ketua MES Sumbawa Abdul Ma’ruf Rahmat mengikuti Silaturahmi Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. KH Ma’ruf Amin dengan Seluruh Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Secara offline dan virtual. Dalam acara yang digelar di kantor Bank Syariah Indonesia, The Tower Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Dewan Penyantun PP MES Arsjad Rasyid, Wakil Ketua Dewan Pembina PP MES Agung Firman Sampurna, Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Pembina PP MES, Kyai Haji Maruf Amin, Ketua PP MES Erick Tohir, dan Ketua Dewan Penggerak MES Pusat Mahfud MD.
Dalam kesempatan tersebut, Bank Syariah Indonesia menggandeng Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang dituangkan dalam nota kesepahaman Pengembangan Bisnis Pertashop serta Fasilitas Pembiayaan di Lingkungan Masyarakat Ekonomi Syariah.
Sebagai wujud komitmen membangun ekonomi umat bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbasis pesantren dengan mendirikan Pertashop sebanyak 1.000 oulet di tahap awal yang berlokasi di Pesantren – Pesantren di Indonesia. Bahkan bekerjasama pembiayaan dengan BSI, program ini merupakan salah satu dari Program 1.000 nya MES Pusat.
Kendati Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin berharap kerja sama antara Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin diperluas untuk pesantren, khususnya dalam hal pengembangan ekonomi.
Bahkan pada kesempatan itu juga Wapres RI menyampaikan Ucapan Minal Aidin walfaizin selamat hati raya Iedul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin.
“Kita ucapkan kepada sesama, supaya terbebas dari kesalahan baik kesalahan kepada Allah yang dilakukan di bulan ramadhan serta juga kesalahan sesama manusia baik langsung atau tidak. Kita manusia tidak ada yang tak bersalah, Semua manusia bersalah kecuali nabi, Kiayi Ma’ruf dengan mengutip hadis nabi.
Lanjut Wapres Kyai Ma’ruf juga menjelaskan bahwa, Orang bersalah itu manusiawi yang tidak baik adalah yang bersalah tapi tidak mau minta maaf. Yang tidak baik lagi adalah orang yang tidak pernah merasa bersalah.
Oleh karena itu, kita harus meminta maaf kepada Allah dan manusia, Nabi saja meminta maaf walaupun dijaga oleh Allah swt, apalagi kita. Adapula hak-hak yang harus kita penuhi ada hak manusia (Hukkun nass) dan ada hak Allah (hukukullah). Akan tetapi ada orang yang hanya memikirkan hak manusia saja, dia tidak mau melanggar hak manusia tapi hak Allah dilanggar. Ini juga sesuatu yang kesalahan besar.
Kata ulama, tidak ada dosa yang besar setelah kesyirikan dan kekafiran yakni menganggap remeh hak Allah. Hak Allah adalah adalah supaya ditaati dan tidak di maksiatin, kalaupun manfaat kepatuhan akan kembali kepada manusia juga.
Oleh karena itu, kesempatan yang baik ini digunakan untuk memaafkan. Ini adalah tradisi para pendahulu, supaya kita kembali fitrah tidak ada kesalahan. terang Kyai Ma’ruf.
Yang harus kita penuhi adalah hak manusia dan hak Allah kita patuhi, Untuk supaya tidak kembali pada kesalahan masa lalu kita dianjurkan berhijrah berpindah bukan berarti fisik. Allah mengatakan orang- orang yang beriman kemudian dia berhijrah dan berjihad dijalan Allah maka dialah yang patut mengharapkan Rahmat Allah dan Allah maha pengampun dan penyayang.
Jadi Allah tidak hanya adil tapi juga pengampun, Kalau adil saja kita sudah habis dihukum. Andaikata Allah swt menghukum setiap kesalahan manusia niscaya tidak ada mahluk hidup di bumi ini tapi Allah memberikan kesempatan, menunda semua itu sehingga kita punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
Berhijrah yang kita lakukan adalah berhijrah kepada ekonomi yang sesuai sistem syariah. Yakni olah rekayasa manusia yang disebut profesionalisme, dan juga didasarkan pada rabbaniyyah prinsip – prinsip ketuhanan, Ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah dia. cetus kyai Ma’ruf.
“Semoga kita bisa mengembangkan semangat hijrah, ada juga jahadu artinya berjuang melakukan perbaikan. Bukan semata Berarti berperang tapi Juga mengajak orang lain ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Kita jadikan momentum ini untuk berhijrah menuju hal yang lebih baik,” harapnya
Dalam berbagai kesempatan saya sampaikan bahwa kita sampai pada babak baru untuk pengembangan ekonomi syariah. Bahkan dalam Perpres nomor 28 tahun 2020 dengan terbentuknya komisi Nasional Keuangan syariah yang kunci utamanya adalah pengembangan ekonomi pada kolaborasi dan sinergi antar lembaga dan masyakarat yang menggeluti keuangan syariah.
Ditengah perkembangan bangsa dalam memulihkan ekonomi. Ekonomi syariah memiliki peluang untuk berkontribusi besar. Namun visi keuangan syariah harus dilakukan secara berjamaah, secara bersama sama melalui saling taawun, tolong menolong atau gotong royong.
“Saat pelantikan Pengurus MES lalu, saya berpesan agar MES menjadi lokomotif penggerak yang unggul dan berkelanjutan sebagai organisasi yang terbuka MES harus mampu membangun sinergi usaha antar pelaku usaha mikro, Menengah dan besar,” harapnya.
Kemudian terkait Kemitraan antar pengusaha harus terus didorong sehingga tujuan pemerataan sesuai prinsip syariah berlangsung. Hari ini tidak hanya kemitraan yang dibangun, hal penting Pertama adalah kolaborasi dan sinergi dengan menggerakkan pesantren sebagai pusat pemberdayaan Ekonomi rakyat.
Kehadiran pertashop menjadi bentuk dukungan Pertamina bagi pelaku UMKM di Indonesia. Sedangkan Bank Syariah Indonesia sebagai akses pembiayaannya.
Harapannya akan semakin diperluas cakupannya, dari 28.914 pesantren sedapatnya ada 12.000 pesantren yang bisa didampingi. Sehingga dibutuhkan pendampingan agar terbentuk santri preauner juga berwirausaha yang juga kita namakan Gusiwan dalam arti Santri bagus juga wirausahawan.
Oleh karena itu, akselerasi antar pesantren dengan dunia usaha, Perlu integrasi dengan dunia digital. Kerjasama yang kedua antara MES dengan produk halal juga sebagai jembatan pengembangan produk halal. Hal ini akan menjadikan nilai tambah produk dan berpengaruh terhadap persaingan produk halal ditingkat nasional dan Dunia internasional, Kita wujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal dunia. Pungkasnya (IA-Ar/Dy)