Sumbawa, infoaktualnews.com – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P, memimpin langsung Rapat Koordinasi dengan PT Esa Sampoerna Agro terkait pengelolaan hutan kayu dan lahan garapan, Kamis (09/10), di Ruang Rapat Hasan Usman, Lantai I Kantor Bupati Sumbawa.
Rapat tersebut dihadiri jajaran Forkopimda, pimpinan OPD terkait, perwakilan PT Esa Sampoerna Agro, serta para pengusaha kayu hutan. Dalam pertemuan itu, dibahas secara mendalam kondisi lahan masyarakat dan batas wilayah pengelolaan antara PT Esa Sampoerna Agro dan warga penggarap di sejumlah kecamatan, termasuk Moyo Hilir, Moyo Utara, Lopok, Lape.
Perwakilan dari Bidang Pertanahan Dinas PRKP Kab.Sumbawa memaparkan hasil tinjauan lapangan yang menunjukkan sekitar 1.428 hektar lahan dalam data sudah kosong, namun di lapangan sebagian besar telah dikuasai masyarakat, dengan sekitar 594 hektar di antaranya digarap oleh 247 orang petani. Ditemukan pula indikasi sebagian data lahan belum sepenuhnya terbuka, sehingga perlu verifikasi lebih lanjut.
Bupati Jarot menegaskan perlunya kejelasan batas dan kepastian pengelolaan agar tidak menimbulkan konflik di lapangan.
“Mulai hari ini, saya minta camat dan bidang pertanahan membuat rencana kerja yang jelas. Lahan seluas 1.400 hektar yang berada di Desa Olat Rawa Kecamatan Moyo Hilir ini harus segera dipatok batasnya. Kita sudah masuk musim tanam, jadi jangan tunda lagi,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator, sementara aktivitas utama harus dilakukan oleh pihak PT Esa Sampoerna Agro.
“Pemerintah membantu semaksimal mungkin, tapi yang aktif harus PT Esa Sampoerna Agro. Saya ingin setiap hari ada kegiatan di lapangan. Kalau dalam waktu dekat tidak ada progres, kerja sama ini bisa dibatalkan,” ujarnya.
Bupati juga menegaskan pentingnya kemitraan yang sehat dengan masyarakat.
“Semua harus disepakati secara terbuka. Apakah mau menanam jagung atau pohon, bicarakan dengan masyarakat. Jangan ada yang merasa dirugikan,” tambahnya.
Kapolres Sumbawa AKBP Marieta Dwi Ardhini, SH., M.Ik, yang turut hadir mengingatkan agar PT Esa Sampoerna Agro segera menjelaskan secara rinci rencana dan kegiatan lapangannya demi menjaga stabilitas keamanan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
Sementara itu, perwakilan PT Esa Sampoerna Agro menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan program penanaman jagung dan penghijauan. Sekitar 600 hektar lahan akan difokuskan untuk kegiatan penghijauan, dengan penanaman pohon yang dijadwalkan mulai bulan ini.
Bupati Jarot menutup rapat dengan menegaskan kembali agar semua pihak bekerja cepat dan transparan. “Mulai besok harus sudah ada patok batas. Bulan Oktober ini petani sudah harus menanam, baik pohon maupun jagung. PT Esa Sampoerna Agro juga saya minta harus selalu ada disini untuk mengawasi agar program ini berjalan efektif,” pungkasnya. (*)