InfoaktualNews.com, Mataram – Pemerintah Daerah NTB mencabut Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang diperbolehkannya Shalat Idul Fitri di daerah-daerah yang dinyatakan bebas Corona yang kurang satu minggu ditandatanganinya SKB oleh 6 (enam) pejabat tinggi termasuk beberapa Ketua Pengurus Organisasi.
“Kami menghimbau masyarakat NTB untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri di rumah, pada saat yang sama pula, kami minta mall, toko pakaian dan pusat keramaian lainnya untuk secepatnya ditutup,” ungkap Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah saat rapat koordinasi terkait pelaksanaan Shalat Idul Fitri bersama Wakil Gubernur dan jajaran forkopimda di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, Selasa, 19 Mei 2020.
Lebih lanjut H. Zulkieflimansyah mengatakan jangan sampai ada kesan himbauan tersebut hanya pada tempat ibadah saja, padahal semua tempat yang memungkinkan adanya kerumunan seharusnya tidak boleh dibuka, “Memang betul, kita semua ingin Shalat Jumat dan Shalat Idul Fitri, tetapi sekarang kita berbicara tentang keselamatan masyarakat, apalagi belakangan ini yang sembuh Covid-19 di daerah kita mulai meningkat, jangan sampai karena euforia kita ingin lebaran, membuat kita kembali ke titik semula,” imbuhnya.
Gubernur menegaskan sangat memahami kerinduan masyarakat untuk kembali beribadah dan merayakan lebaran secara normal, namun menurutnya Covid-19 telah melahirkan kendala dan membatasi banyak aktivitas. Kendala ini tidak hanya dirasakan warga NTB saja. “Ini kendala di seluruh daerah, oleh karena itu kami minta kepada seluruh kabupaten kota khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat untuk menghimbau seluruh masyarakatnya agar melaksanakan Shalat Idul fitri di rumah saja,” paparnya, “Saya berharap, apa yang telah diputuskan hari ini bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten/kota di NTB”, tambahnya.
Menurut Gubernur, himbauan Shalat Idul Fitri di rumah harus dibarengi dengan keseriusan semua pihak untuk tidak membiarkan keramaian di pusat perbelanjaan dan pusat keramaian lainnya.
“Sekali lagi, jangan sampai masyarakat bertanya-tanya, kenapa Mall dibuka dan ramai, sedangkan masjid kelihatan di tekan, kedua tempat ini harus kita tegaskan bersama,” pungkas H. Zulkieflimansyah (IAN-1)
Mau punya Media Online sendiri?Tapi gak tau cara buatnya?
Humm, tenang , ada Ar Media Kreatif ,
Jasa pembuatan website berita (media online)
Sejak tahun 2018, sudah ratusan Media Online
yang dibuat tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.
Info dan Konsultasi - Kontak
@Website ini adalah klien Ar Media Kreatif disupport
dan didukung penuh oleh Ar Media Kreatif